Viewtrader - Grow your social channel

Kamis, 15 Oktober 2020

Mitos-Mitos Jawa Jaman Dulu Yang Masih Dipercaya

       Halo sonizen, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan mitos? Mitos adalah cerita berbentuk simbolik yang menceritakan serangkaian peristiwa nyata dan imajiner mengenai asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya, kekuatan-kekuatan atas kodrati manusia, pahlawan, dan masyarakat.

 

Berbicara soal mitos memang nggak ada habisnya. Bagi sebagian orang Jawa mitos dan kehidupan sehari-hari nggak bisa dipisahkan. Mereka percaya alam memberi isyarat dengan cara tertentu. 

 

Orang Jawa percaya bahwa alam memberikan isyarat mengenai suatu kejadian. Meskipun nggak bisa dibuktikan secara ilmiah, kepercayaan ini tetap dipegang teguh.

Nggak jarang, mitos tersebut berupa gugon tuhon atau kepercayaan berisi larangan atau ajaran dalam masyarakat Jawa. Hal ini seolah mengakar pada diri masyarakat meski zaman telah berganti. Nah apa saja  ya mitos yang nggak juga luntur ditelan zaman?

 

Berikut ini sebagian contoh mitos yang sampai sekarang masih dipercaya, secara turun temurun.

 

1. Burung Pipit Berkicau Terus-Menerus

Burung pipit atau prenjak dianggap representasi dari tamu. Kalau burung ini bertengger di sebelah kanan halaman dan berkicau terus-menerus, katanya tamu itu akan membawa kabar baik. Sebaliknya, jika berada di sebelah kiri kabar buruk yang akan dibawanya.

 

2. Kupu-Kupu Masuk Rumah

Sama seperti burung pipit tadi, kupu-kupu juga dianggap sebagai petanda akan ada tamu. Tamu yang datang bisa keluarga, kerabat, atau teman dekat. Sudah pernah belum rumahmu dimasuki kupu-kupu?

 

3. Burung Gagak di Atas Rumah

Buat orang Jawa, kalau ada burung gagak yang terbang mengitari atau hinggap di atap rumah dianggap menjadi pertanda buruk. Konon, penghuni rumah akan mengalami sakit parah atau bahkan meninggal dunia. Serem ya?

 

4. Ayam Jago Berkokok Sore dan Malam

Pernah nggak sih telingamu sakit karena ayam jago di dekat rumahmu berkokok dari sore hingga malam? Katanya, kokok mereka menandakan akan datangnya wabah penyakit.

Nggak cuma itu, orang Jawa percaya akan ada anak gadis yang hamil di luar nikah. Tapi ada juga lo daerah di Jawa yang percaya ayam berkokok menjadi tanda akan ada maling.

5. Menabrak Kucing akan Terkena Sial

Kamu pernah nggak sengaja menabrak kucing? Menurut kepercayaan Jawa, orang tersebuat akan celaka. Apalagi jika dia nggak menolong atau menguburkan kucing yang ditabraknya. Karena itu, berhati-hati di jalan sangat diperlukan. Ingat pepatah alon-alon waton kelakon? Bisa jadi karena percaya mitos ini juga kan? He

 

6. Makan di Depan rumah

Kalau yang ini pernah dengar kan? Katanya kalau orang makan di depan pintu bisa menghalangi rezeki dan jodoh. Tapi benar atau nggaknya gugon tuhon ini, makan di depan pintu kan kurang sopan ya? Apalagi kalau dimakan sendiri. Orang lain cuma bisa nonton.

 

7. Bersiul di Sore dan Malam Hari

Bersiul di malam hari sambil membayangkan yang romantis-romantis memang asyik ya. Tapi kalau di Jawa, bersiul di sore dan malam hari akan membuat makhluk halus datang ke rumah. Duh, nggak jadi romantis kan?

8. Menyapu tidak bersih, suaminya brewokan

Brewok bagi orang jawa identik dengan hal-hal yang tidak bersih. Perempuan-perempuan jawa cenderung menyukai pria yang bersih tanpa brewok dan kumis rapi. Mitos ini bertujuan untuk menakut-nakuti anak-anak perempuan agar rajin dalam membersihkan rumah dengan bersih.

 

9. Anak perempuan yang duduk di depan pintu akan sulit jodoh

Mitos orang jawa satu ini bertujuan untuk mendidik agar seoranga anak perempuan berlaku sopan. Dalam adat kebiasaan masyarakat jawa, duduk di depan pintu merupakan hal yang kurang sopan karena menghalangi akses keluar masuk ruangan.

 

10. Makan buah dengan bijinya karena bis tumbuh di kepala

Mitos ini sangat populer di kalangan anak-anak zaman dulu. Ternyata dibalik mitos ini ada pengajaran penting untuk melestarikan alam dengan tidak rakus memakan buah beserta bijinya, melainkan juga menyebarkan biji-bijian tersebut ke tanah agar dapat tumbuh kembali.

 

11. Duduk diatas bantal nanti pantat bisulan

Orang jawa dikenal sangat sederhana, saat sedang duduk mereka lebih sering lesehan. Dari hal inilah anak-anak banyak menggunakan bantal sebagai alas duduk. Mitos ini berkembang untuk mengajarkan bahwa tidak baik menggunakan benda untuk kepala sebagai alas pantat.

12. Makan sambil tiduran bisa menjadi ular

Mitos ini sangat populer bagi anak-anak zaman dahulu agar tidak makan sambil tiduran. Alasannya cukup masuk akal yaitu karena akan berdampak buruk bagi pencernaan manusia. 

 

13. Bermain saat maghrib diculik Wewe Gombel

Wewe Gombel adalah sosok lelembut dalam mitologi masyarakat jawa yang dikenal gemar menculik anak-anak. Mitos ini berkembang bertujuan agar anak-anak tidak keluar saat menjelang waktu maghrib karena merupakan waktu untuk beribadah dan berkeumpul bersama keluarga.

 

14. Makan harus habis agar ayamanya tidak mati 

Mitos ini ditujukan untuk anak-anak yang sulit makan dan selalu tidak pernah menghabiskan makanannya. Dahulu hampir setiap keluarga memiliki hewan ternak ayam yang sangat disayang anak-anak. Doktrin dengan mitos-mitos ini bertujuan agar sang anak bersedia makan dan menghabiskannya demi ayam kesayanggannya. Pengajaran yang tersimpan dibalik mitos ini adalah menghargai makanan sebagai sebuah rezeki yang harus disyukuri, sebab diluar sana masih banyak orang mati kelaparan.

15. Dilarang Pakai Baju Biru atau Hijau ke Pantai Selatan

Kalau enggak mau diculik Nyi Roro Kidul, sebaiknya jangan sampai deh kamu pakai baju berwarna biru atau hijau ke Pantai Selatan! 

Konon katanya, sudah banyak korban yang diambil Ratu Pantai Selatan dan meninggal karena melanggar peraturan tersebut. Mempercayai keberadaan Nyi Roro Kidul boleh-boleh saja.

Namun, jika dipikir secara logis, biru dan hijau merupakan warna laut.Ketika  kita terbawa ombak dan berontak meminta tolong, tubuh kita akan sulit terlihat oleh penjaga pantai. Pakailah warna terang seperti merah atau ungu agar orang-orang di sekitar kita mudah mengenal badan kita di perairan pantai.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar