Halo sonizen, kali ini akan kita bahas tentang apa itu NFT ?
1. Apa itu NFT
Secara garis besar, NFT adalah barang digital yang diperjualbelikan menggunakan teknologi blockchain. Hampir mirip dengan cryptocurrency, NFT dijual dan dibeli di platform khusus. Seperti OpenSea, Rarible, Mintable, hingga SuperRare.
Mengutip The Verge, non-fungible berarti unik dan tidak bisa diganti dengan yang lain. NFT sering diibaratkan seperti lukisan Mona Lisa ciptaan Leonardo da Vinci. Walau replikanya ada banyak, yang orisinal hanya ada satu di dunia.
Sementara, sesuatu yang "fungible" bisa ditukar dengan item yang setara. Dilansir Investopedia, contoh barang-barang fungible adalah komoditas, saham umum, dan tagihan dolar. Uang juga termasuk barang yang fungible karena nominalnya pasti.
2. Apa yang bisa diperjualbelikan dengan NFT?
Banyak item yang bisa dijual sebagai NFT, seperti karya seni, foto, musik, dan pernak-pernik digital lainnya. Item ini dianggap keren, eksklusif, dan bergengsi. Pembeli pun bisa mengklaim kepemilikan atas item tersebut.
Uniknya, penjualan tidak selalu melibatkan transfer objek. Misalnya NFT lukisan terkenal telah terjual. Tetapi, pembeli tidak mendapatkan bentuk fisik dari lukisan itu, dilansir Live Mint. Alih-alih, pembeli memperoleh sertifikat kepemilikan NFT yang terdaftar di blockchain. Sertifikat tersimpan dalam dompet digital, namun bisa juga berwujud kode yang dicetak pada selembar kertas.
3. Seperti apa proses jual-beli NFT? Sebagian besar NFT adalah bagian dari blockchain Ethereum. Mengutip The Verge, Ethereum (ETH) adalah cryptocurrency, seperti bitcoin atau dogecoin. Nilai 1 ETH setara dengan Rp46,5 juta per Jum'at (14/1/2022) dan bisa naik-turun sewaktu-waktu.
Untuk membeli NFT, dompet digital harus mengandung cukup banyak cryptocurrency yang relevan. Misalnya mata uang ETH jika orang tersebut hendak membeli token pada blockchain Ethereum, SOL untuk Solana, atau WAXP untuk Worldwide Asset eXchange (WAX).
Untuk menjual item digital kita, pergilah ke situs website NFT mana pun yang diinginkan. Lalu, klik tombol "jual", cantumkan NFT, dan patoklah harga. Kita juga bisa membuat lelang (auction) dengan jangka waktu tertentu.
4. Apa kelemahan NFT?
Dilansir The Verge, siapa pun bisa menyalin atau menyimpan file digital sebanyak yang kita inginkan. Termasuk seni dalam bentuk NFT. Mengapa orang mau bersusah payah membayar mahal jika bisa gratis?
Ini karena NFT dirancang untuk memberi pembeli kepemilikan karya (ownership of the work). Sama seperti karya seni fisik, kreator atau penciptanya masih memiliki hak cipta (copyright) dan hak reproduksi (reproduction rights).
Kurang lebih analoginya adalah "Siapa pun bisa membeli replika lukisan Claude Monet, tetapi hanya satu orang yang bisa memiliki yang asli. Kebanggaan dan gengsi inilah yang dicari sebagian orang, terutama kalangan atas yang menjadikannya sebagai koleksi.
Selain itu, sebagian orang kadang-kadang kurang memahami proses teknis dalam perdagangan NFT. Seperti biaya untuk membayar penambangan (mining) dalam setiap interaksi dengan blockchain.
Mengutip Live Mint, penambangan didefinisikan sebagai perhitungan komputer yang membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk memverifikasi setiap transaksi. Investopedia menjelaskan bahwa transaksi Ethereum membutuhkan 220,05 kilowatt-jam (kWh) listrik atau setara dengan 7,44 hari konsumsi listrik rata-rata rumah tangga AS.
5. Seperti apa masa depan NFT?
NFT mulai dilirik oleh banyak perusahaan besar. Seperti Nike yang mematenkan metode untuk memverifikasi keaslian sneakers menggunakan sistem NFT, yang disebut CryptoKicks, dilansir The Verge.
Paten ini dilakukan pada Desember 2019 lalu. Mengutip Boardroom, pembeli akan menerima NFT menggunakan teknologi blockchain untuk memverifikasi keaslian dan kepemilikan. Apabila sepatu hendak dijual lagi, token digital akan mengikuti pembeli selanjutnya. Konsumen pun lega karena mengetahui keotentikan barang yang dibeli.
Tidak hanya Nike, Marvel juga melakukan hal yang sama. Pada 19 Agustus 2021, komik Marvel seri klasik diluncurkan sebagai NFT di platform VeVe. Diprediksi bahwa menggunakan blockchain untuk mencatat riwayat kepemilikan suatu barang akan menjadi umum di masa depan.
Ketenaran Non-Fungible Token atau NFT kini sudah tak terbendung lagi. Ya, NFT memang merupakan aset digital berbasis teknologi blockchain yang sedang populer di dunia kripto. Pasalnya, nilainya bisa mencapai puluhan juta USD. Sebagian besar, NFT diperdagangkan memakai ether (ETH), koin buatan Ethereum. Seperti namanya, "non-fungible", NFT merupakan aset digital yang mewakili barang berharga dengan nilai yang tak bisa ditukar atau digantikan.
Tiap NFT mengandung catatan transaksi dalam blockchain yang berisi data penciptanya, harga, serta histori kepemilikannya. Lantas, apa perbedaan NFT dengan aset kripto lainnya? Berangkat dari cryptocurrency, NFT punya bentuk, tujuan, dan penggunaan yang berbeda daripada aset kripto lain, misalnya Bitcoin. Pasalnya, tiap-tiap NFT hanya dibuat sekali dan tak bisa ditukarkan atau diperdagangkan dengan barang lain. Sebab, nilainya dianggap tak sepadan. NFT memiliki data unik seperti sidik jari yang bekerja untuk memudahkan verifikasi pemiliknya. Bahkan, pemilik NFT juga bisa menyimpan informasi tertentu seperti menempatkan tanda tangan pada karya seni mereka dengan memasukkannya ke dalam metadata NFT.
Sangat terbatas, kepemilikan NFT juga bersifat mutlak. Pemiliknya adalah satu-satunya pihak yang memiliki karya orisinil NFT meskipun ia punya hak cipta untuk memperbanyak karya. Pada dasarnya, pemilik NFT memiliki hak milik penuh. Tak cuma itu, NFT juga tak bisa dibagi menjadi denominasi yang lebih kecil, seperti wei ETH atau satoshi BTC. Pasalnya, mereka ada sebagai suatu keseluruhan secara eksklusif. Alasan Membludaknya Kepopuleran NFT Pada 2017, sebenarnya NFT sudah mulai populer. Ada masa ketika game NFT pertama diluncurkan, yaitu CryptoKitties yang berbasis blockchain Ethereum. Game ini memungkinkan pemainnya untuk mengadopsi, memelihara, hingga memperdagangkan kucing virtual.
Pasar NFT mengalami perkembangan yang pesat mulai akhir Januari 2021. Salah satu faktor kenaikan volume perdagangan NFT adalah peluncuran NBA Top Shot buatan Dapper Labs, pencipta CryptoKitties. Sejak saat itu, Timbul kekuatan NFT sebagai medium koleksi digital dan produk ini menjadi populer secara tiba-tiba. Popularitas NFT sendiri kini masih sangat terbatas dalam industri, hobi, seni, atau hiburan. Pasalnya, para pengguna dan penggemar menganggap NFT sebagai era baru koleksi digital di mana mereka bisa mendukung artis, atlet, hingga musisi kesayangan tanpa perantara pihak ketiga. NFT juga memungkinkan kreator, seniman, atau musisi mendapat keuntungan langsung dari karyanya karena tak ada potongan pihak ketiga. Contohnya, potongan dari perusahaan rekaman, distributor, penerbit, dan lainnya.
Penggunaan NFT
1. Konteks Karya Seni
Dengan NFT, karya yang dipublikasikan secara online akan lebih aman karena konten tidak akan dengan mudah tersebar beba dan diklaim dengan mudah. Hal ini tentu meminimalisir kerugian pembuatnya. Ada jaminan bagi seniman atas kepemilikan karyanya dan ini akan melawan pencurian kreatif hingga plagiarisme. Harga dari aset NFT di sektor ini mencapai harga super tinggi. "Everydays-The First 5000 Days" karya Beeple menjadi karya NFT termahal yang terjual seharga USD69 juta dolar (Rp986,7 miliar/kurs Rp14.300 per USD) pada Maret 2021 lalu.
2. Konteks Bisnis
- Industri Olahraga dan Fashion
Masuk lewat kartu koleksi NBA Top Shot ketika penggemar bisa mengumpulkan cuplikan-cuplikan penting pertandingan favorit mereka, Jupiler Pro League hingga liga sepak bola Belgia juga telah bermitra dengan perusahaan game untuk NFT.
Perusahaan itu adalah Ubisoft dan startup Sorare yang meluncurkan game sepak bola fantasi berbasis NFT ini.
- Industri Tiket dan Keanggotaan
NFT menawarkan solusi untuk masalah calo yang membeli tiket sebanyak mungkin untuk dijual kembali dan kasus penipuan lewat calo atau jasa lainnya ketika tiket mudah dipalsukan. Sistem verifikasi dan identifikasi NFT membuatnya tak bisa diubah.
Salah satu perusahaan pengguna NFT sebagai kartu keanggotaannya adalah Kraken Kratom yang mencetak lima gambar NFT untuk memberi penggunanya kupon diskon khusus atau potongan seumur hidup.
- Sertifikat properti, lisensi, aset
Aset fisik semacam bukti kepemilikan rumah atau properti lain bisa dihubungkan dengan NFT. Sistem blockchain akan menyimpan akta kepemilikan fisik dengan proses verifikasi yang cepat. Sayang, implementasi NFT dalam hal ini masih sangat terbatas.
3. Konteks Hobi dan Hiburan
- Game NFT
Seperti yang banyak dicontohkan sebelumnya, pasar gaming berbasis NFT jadi salah satu sektor menjanjikan dalam dunia kripto. Beberapa game NFT yang sangat populer adalah CryptoKitties dan Axie Infinity.
- Koleksi
Selain game, NFT juga digunakan dalam pasar barang koleksi. Pasalnya, pasar NFT saat ini justru didominasi barang-barang yang bertujuan untuk dikoleksi. Contohnya, seperti cuplikan dari NBA Top Shot, kucing virtual CryptoKitties, sampai avatar-avatar unik CryptoPunks. Harga ketiga barang itu bisa mencapai jutaan dolar.
Koin NFT Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
1. Axie Infinity (AXS)
2. Tezos (XTZ)
3. The Sandbox (SAND)
4. My Neighbor Alice (ALICE)
Bagaimana Jual Beli NFT?
Banyak marketplace yang menjual NFT. Pasar digital ini biasanya menawarkan NFT dalam berbagai bentuk. Sesuai platform, Anda bisa menggunakan aset kripto untuk membeli NFT. Misalnya, seperti CryptoPunks, Rarible, atau OpenSea yang hanya menerima pembayaran dengan Dolar dan ETH. Sementara itu, situs seperti NBA Top Shot memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk membayar lewat beberapa jenis aset kripto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar